Surau Itu#2

saya masih diam di pematang sawah dan masih kupandang buku yang baru saja kutuliskan sebuah puisi ini, disini  masih sejuk anginnya dan domba-domba itu masih ngadekluk mencari rumput yang segar untuk makan disore hari ini.
"Daaaaang....." pikiranku terpecah takkala kudengar suara itu, kucoba toleh dan ku coba sidik-sidik...
"euh herman... kirain siapa, kenapa?ngapain kesini?"tanyaku sama herman. dia adalah sahabatku yang sebenarnya dia pintar tapi mungkin karena sering bergaul denganku dia jadi pemalas, kasihan sekali herman.
"engga, pengen aja maen kesini engga boleh gitu? nemenin aja, kali aja kamu kesepian dan bosen bergaul dengan domba-domba ini"jawab herman
memang....pikirku, aku kesepian dan hanya domba-domba ini yang selalu menghiburku juga domba berakal seperti kamu herman yag selalu menemaniku, sebenarnya. dan memang aku adalah pengembala domba,inginnya sapi tapi orang tuaku tak mampu membeli sapi ataupun kuda jadi disaat ku lelah ku bisa menaikinya.
"baguslah kamu datang, gimana?"tanyaku lagi
"apanya yang gimana?" jawab herman lagi
"apa aja, bebaslah sama saya mah. hehehe..."
"euuuh...rieut maneh mah, liat si reja ga dang?"
"si reja mah paling juga di rumah neneknya atau ke pasar, kenapa gitu?" jelasku. Reja dia adalah sahabat domba berakal yang satu lagi, kami bertiga sebenar benarnya adalah saudara jauh, tapi karena jauhnya sehingga kami tidak hapal benar pancakakinya, tapi sekarang kami memang bersahabat baik sekali, tiga karakter yang berakal namun sangat berbeda kepribadian dan pola pikir, karena itulah kami bisa bersahabat dan alhamdulillah sampai sekarang.
"apa itu dang? "
"weis gaya, rajin sekarang maneh euy? hahaha..." herman tertawa, aku bingung. kenapa aku menulis dia ketawa, tapi kalo aku bercanda dia menimpukku?
"bukan gaya herrrrder (landihan kalo lagi marah)!!!! kehed siah!!"
"beuuh...ngambek kaya punya otak aja kau,hahaha"
"dang!"
"woooi" potongku
"euuh, biasa aja atuh dang. gini dang, mau nanya setelah lulus sekolah nanti rencananya kamu mau kemana?"
"pulang"
"pulang? kemana?"herman bertanya lagi
"ke rumah, terus mau kemana lagi, jalan-jalan? maen kotor2an baju pake phylox? ato kemana lagi? mendingan pulang  man, pasti lapar kalo udah acara kelulusan mah." jawabku
"euuuh... gini nih kalo terlalu banyak bergaul sama domba mah, ga nyambung. maksudnya mau diterusin kemanaaa sardaaaaang!!!!"
"nah, kalo nanya yang jelas atuh sarmaaaan,ah teu enakeun yah sarman mah, hehehe....."
"ga tau atuh man, ga punya cita-cita aku mah man, gimana bapa sama ibu saja, kalo kamu gimana?"
"yaaah, kirain dah ada target, tadinya mau ikut sama kamu, kuliah ato cari kerja gitu, bingung saya teh dang. karena saking bingungnya jadi rieut sayah teh dang kumaha atuh nya?hmmm...eh, kalo si reja mau kira-kira mau kemana ya dang?"
"ga tau atuh man, tadi kan dia bawa motor tapi biasanya kalo jam segini dia suka ke pasar mungkin"
"euuh sardang, kamu tuh yah panyakit ga rubah-rubah maksudnya udah sekolah dia mau diterusin kemana..."
"merekebengbeng atuh man, ga pernah nanya dan ga mau nanya masalah gituan, kita liat aja nanti, lagian masih lama ini kita kan baru masuk sma atuh man." jawab aku sambil berlari mengejar domba yang mencari makan terlalu jauh, sejauh pikiran herman yang entah apa yang dipikirkannya.
   hari pun semakin sore, semakin sore dan awan pun berdecak kemerah-merahan menyilaukan keindahan sang pencipta, subhanalloh. aku bergegas pulang dan herman pun pu kembali berpulang kerumahnya, andai rumah kami dekat mungkin kami berpulang bersama, tapi hanya domba-domba ini yang rumahnya dekat dengan aku sehingga aku pulang bersamanya, dan suara adzan pun terdengar, terdengar indah dan selalu indah, surau itu.

Komentar

neng mengatakan…
ckckck... sardang... sardang... ardang-ardang sarjang :p
* sambil garuk-garuk kepala... kepala domba

Postingan populer dari blog ini

TABLO

Karinding dalam Bahasa Inggris dan Indonesia

Sempur